MAKALAH
ANALISIS
TRADISI CEPROTAN DESA SEKAR KECAMATAN DONOROJO KABUPATEN PACITAN
Diajukan untuk
Memenuhi Sebagain Tugas Mata Kuliah Kajian Budaya
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Upacara ceprotan
dalam komunitas masyarakat Kabupaten Pacitan merupakan salah satu bentuk
upacara adat yang masih lestari, sebagai wujud realisasi hasil karya manusia.
Ceprotan merupakan rangkaian acara dalam pelaksanaan bersih desa yang di
rancang dalam bentuk pelestarian budaya dan tradisi yang selalu di laksanakan
pada waktu yang sudah ditetapkan.
Upacara
tradisional Ceprotan, dimaksudkan untuk mengenang sejarah kehidupan Kyai Godeg
dan Dewi Sekartaji dari kerajaan Kediri yang menurut masyarakat desa Sekar
merupakan orang yang pertama yang bertempat tinggal cikal bakal didesa
Sekar Kecamatan Donorejo Kabupaten Pacitan. Upacara tersebut dilakukan oleh
warga Desa Sekar dalam usahanya menjaga budaya masyrakat.
Tradisi ini
dilaksanakan setiap tahun sekali dengan perhitungan kalender Jawa yang jatuh
pada bulan Lokang. Adapun tujuannya sebagai ungkapan rasa syukur
kepada Tuhan Yang Maha Pencipta atas segala yang telah dilimpahkan-Nya.
Kelestarian dari tradisi ini tidak lepas dari para pendukungya yang masih
merasakan bahwa tradisi ini masih mempunyai peranan dalam kehidupannya. Bagi
masyarakat umum di Desa Sekar dengan dilaksanakan tradisi ini sangat membantu
dalam menjaga persatuan dan kegotorong-royongan diantara mereka.
Demografi
Desa Sekar terdiri dari 10 dusun dengan jumlah penduduk 2914
Jiwa atau 982 KK, dengan perincian sebagaimana tabel
berikut;
DataJumlah Penduduk Menurut Umur
No.
|
Umur (Tahun)
|
Jumlah (Jiwa)
|
1.
|
>
65
|
357
|
2.
|
60 – 65
|
102
|
3.
|
55 – 60
|
195
|
4.
|
50 – 55
|
170
|
5.
|
45 – 50
|
202
|
6.
|
40 – 45
|
202
|
7.
|
35 – 40
|
227
|
8.
|
30 – 35
|
239
|
9.
|
25 – 30
|
158
|
10.
|
20 – 25
|
171
|
11.
|
15 – 20
|
225
|
12.
|
10 – 15
|
245
|
13.
|
5 – 10
|
207
|
14.
|
< 5
|
214
|
Jumlah
|
2914
|
Data Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin
No.
|
Jenis
Kelamin
|
Jumlah
|
1.
|
Laki
– Laki
|
1327
Orang
|
2.
|
Perempuan
|
1587
Orang
|
3.
|
Kepala
Keluarga
|
982
K
|
Kondisi
Sosial
Tingkat
pendidikan masyarakat Desa Sekar adalah sebagai berikut:
DataTingkat Pendidikan Masyarakat
No.
|
Tingkat
Pendidikan
|
Jumlah
( orang )
|
1.
|
Tidak Sekolah / Buta Huruf
|
3
|
2.
|
Tidak Tamat SD/Sederajat
|
28
|
3.
|
Tamat SD / sederajat
|
1.228
|
4.
|
Tamat SLTP / sederajat
|
176
|
5.
|
Tamat SLTA / sederajat
|
112
|
6.
|
Tamat D1, D2, D3
|
30
|
7.
|
Sarjana / S-1
|
28
|
Kesenian yang masih ada di masyarakat Desa
Sekar
adalah sebagai berikut:
DataKesenian Masyarakat
No.
|
Jenis
Kesenian
|
Jumlah
Kelompok
|
Status
|
1.
|
Wayang
|
2
|
Aktif
|
2
|
Reog
|
2
|
Aktif
|
Kondisi
Ekonomi
Karena Desa Sekar merupakan desa pertanian, maka sebagian
besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, selengkapnya sebagai
berikut:9
DataMata Pencaharian Penduduk
Petani
|
Pedagang
|
PNS
|
Tukang /Jasa
|
Lain- Lain
|
1593
|
190
|
58
|
-
|
-
|
Jumlah kepemilikan hewan ternak oleh Desa Sekar
adalah sebagai berikut :
Tabel Kepemilikan Ternak
Ayam/itik
|
Kambing
|
Sapi
|
Kerbau
|
Lain-lain
|
4.255
|
1.175
|
1.150
|
0
|
0
|
Pembagian
Wilayah Administrasi
Secara administratif pembagian wilayah,
sebagai berikut:
DataPembagian Wilayah Desa
NO
|
DESA
|
DUSUN
|
RW
|
RT
|
1
|
SEKAR
|
10
|
16
|
31
|
Potensi
Desa
Potensi yang ada di desa secara
umum dalam beberapa sapek diantaranya,
Potensi Sosial Budaya
-
Memiliki Budaya Gotong Royong yang tinggi
-
Mempunyai jumlah penduduk yang cukup besar
Potensi
Ekonomi
-
Mempunyai banyak tenaga pengrajin
-
Letak geografis dekat dengan pusat ekonomi kecamatan.
Potensi
Sumber Daya Alam
-
Mempunyai lahan yang cukup luas
-
Memiliki Sumber Air
-
Memiliki lahan pertanian yang luas
Rumusan Masalah
-
Bagaimana pelaksanaan tradisi
upacara ceprotan ?
-
Bagaimana
ceprotan dalam kategori kebudayaan ?
2.
PEMBAHASAN
A.
Unsur Kebudayaan
Terdapat tujuh unsur kebudayaan yang dapat kita sebut
sebagai isi pokok dari setiap kebudayaan yang ada di dunia ini. Ketujuh unsur
tersebut adalah: Bahasa. Sistem Pengetahuan, Organisasi Sosial. Sistem
Peralatan dan Teknologi, Sistem Mata Pencaharian Hidup, Sistem Religi, serta
kesenian. Selanjutnya, Koentjaranigrat menjabarkan ketujuh unsur kebudayaan
tersebut dalam ke dalam beberapa bagian lagi, yaitu:
1) Bahasa,
terdiri dari bahasa lisan dan tertulis;
2) Sistem
Pengetahuan, terdiri dari : (1) Pengetahuan tentang sekitar alam, (2)
pengetahuan tentang alam flora, (3) pengetahuan tentang zat-zat dan bahan
mentah, (4) pengetahuan tentang tubuh manusia, (5) pengetahuan tentang kelakuan
sesama manusia, dan (6) pengetahuan tentang ruang, waktu, dan bilangan;
1) Organisasi Sosial, terdiri dari :
(1) sistem kekerabatan, (2) sistem kesatuan hidup setempat, (3) asosiasi dan
perkumpulan-perkumpulan, (4) sistem kenegaraan.
2) Sistem Peralatan dan Teknologi,
terdiri dari : (1) alat-alat produktif, (2) alat-alat distribusi dan transport,
(3) wadah-wadah dan tempat-tempat untuk menaruh, (4) makanan dan minuman, (5)
pakaian dan perhiasan, (6) tempat berlindung dan perumahan, dan (7) Senjata
3) Sistem Mata Pencaharian Hidup,
terdiri dari: berburu dan meramu, perikanan, bercocok tanam di ladang, bercocok
tanam menetap, peternakan, dan perdagangan.
4) Sistem Religi terdiri dari :
sistem kepercayaan, kesusasteraan suci, sistem upacara keagamaan, kelompok
keagamaan, ilmu gaib, serta sistem nilai dan pandangan hidup.
5) Kesenian, terdiri dari seni
patung, seni relief, seni lukis dan gambar, seni rias, seni vokal, seni
instrumen, senin kesusasteraan, dan seni drama.
B.
Kebutuhan Hidup
Kebutuhan
dasar manusia merupakan unsure-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan
fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan untuk mempertahankan
kehidupan dan kesehatan. Kebutuhan maslow harus memenuhi kebutuhan
yang paling penting dahulu kemudian meningkatkan yang tidak terlalu
penting. Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu
dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya. Ciri
kebutuhan dasar mansia:Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat
hekterogen. Setiap pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama,akan
tetapi karena budaya, maka kebutuhan tersebut ikud berbeda. Dalam memenuhi
kebutuhan manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada.
Adapun
hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut ( potter dan patricia,
1997 ) : (1) Kebutuhan fisiologis/ dasar, (2) Kebutuhan akan rasa aman dan
tentram, (3) Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi, (4) Kebutuhan untuk
dihargai, (5) Kebutuhan untuk aktualisasi diri
1)
Kebutuhan
Fisiologi/ Dasar
Fisiologi adalah
turunan biologi yang mempelajari bagaimana kehidupan berfungsi secara
fisik dan kimiawi. Fisiologi menggunakan berbagai metode ilmiah untuk
mempelajari biomolekul, sel, jaringan,organ, sistem organ, dan organisme secara
keseluruhan menjalankan fungsi fisik dan kimiawinya untuk mendukung kehidupan.
Menurut Abraham Maslow kebutuhan fisiologi sangat mendasar, paling kuat dan
paling jelas dari antara sekian kebutuhan adalah untuk mempertahankan hidupnya
secara fisik. Yaitu kebutuhan untuk makan, minum,tempat tinggal, sexs tidur dan
oksigen. Manusia akan menekan kebutuhannya sedemikian rupa agar kebutuhan
fisiologis (dasar)nya tercukupi. Sebagai contoh:
·
pengeluaran zat sis, di mana
seseorang harus mengeluarkan zat-zat sisa yang sedah tidak terpakaioleh
tubuh. Karena jika tidak di kelurkan akan mengakibatkan
penyakit/pembentukan penyakit.
·
Oksigen (O2) merupakan salah
satu kebutuhan vital untuk kehidupan kita. Dengan mengkonsumsi oksigen yang
cukup akan membuat organ tubuh berfungsi dengan optimal. Jika tubuh
menyerap oksigen dengan kandungan yang rendah dapat menyebabkan
kemungkinan tubuh mengidap penyakit kronis. Sel-sel tubuhyang kekurangan
oksigen juga dapat menyebabkan perasaan kurang nyaman, takut atau sakit.
Menguap adalah salah satu sinyal tubuh kekurangan oksigen selain karena
mengantuk.
2)
Kebutuhan
Akan Rasa Aman
Kebutuhan
akan rasa aman ini baiasanya terpuaskan pada orang-orang yang sehat dan
normal.Seseorang yang tidak aman akan memiliki kebutuhan akan keteraturan
dan setabilitas yang sanggat berlebihan dan menghindari hal-hal yang bersifat
asing dan yang tidak di harapkannya.berbeda dengan orang yang merasa aman dia
akan cenderung santai tanpa ada kecemasan yang berlebih. Perlindungan dari
udara panas/dingin, cuaca jelek, kecelakaan,infeksi, alergi, terhindar dari
pencurian dan mendapatkan perlindungan hokum. Bebas dari penjajahan, bebas dari
ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dariteror, dan lain sebagainya. Sebagai
contoh :
·
Seseorang membangun rumah untuk
melindungi diri dari hujan panas memenuhi kepuasan untuk dirinya
·
Saat indonesia di jajah kita melawan
penjajah tersebut dan akhirnya merdeka karena saat terjajah kita
tidak merasa amanan.
3)
Kebutuhan
Sosial
Kebutuhan akan rasa
memiliki-dimiliki dan kasih sayang, kebutuhan akan rasa memiliki tempat di
tengah kelomoknya. Sebagai contoh :
·
Dimana seseorang yang mempunyai
tujuan dan kepentingan yang sama membuat suatu kelompok/berkumpul karena mereka
ingin diperhatikan dalam tujuannya dan dapat memberikan perhatian
atas klompok tersebut.
·
Kebutuhan cinta seorang anak oleh
ibunya, itu sanggat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak misal seorang anak
tercukupi kebutuhan akan kasih sayang maka perkembangan anak akan optimal
berupa fisik maupun psikologinya karena perhatian yang di berikan ibu kepada
anaknya.
4)
Kebutuhan
Akan Penghargaan
Maslow menemukan bahwa setiap
orang memiliki dua kategori kebutuhan akan penghargaan yakni:
a)
Harga Diri
Penilaian
terhadap hasil yang di capai dengan analisis, sejauh mana memenuhi ideal
diri. Jika individu selalu sukses maka cenderung harga dirinya akan tinggi
dan jika mengalami kegagalan harga diri menjadi rendah. Harga diri di peroleh
dari diri sendiri dan orang lain. Harga diri meliputi kebutuhan akan
kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidak
tergantungan dan kebebasan. Kebutuhan harga diri meliputi: Menghargai diri
sendiri, Menghargai orang lain, Dihargai orang lain, Kebebasan yang mandiri, Preshies,
Di kenal dan di akui, Penghargaan
b)
Penghargaan
Dari Orang Lain
Meliputi prestis, pengakuan, penerimaan,perhatian,
kedudukan,nama baik serta penghargaan. Penghargaan dari orang lain sanggat di
perlukan dalam kehidupan karena dengan penghargaan itu seseorang akan menjadi
lebih kreatif, mandiri, percayaakan diri sendiri dan juga lebih produktif. Kebutuhan
penghargaan dari orang lain meliputi : Kekuatan, Pencapaian, Rasa cukup, Kompetisi,
Rasa percaya diri, kemerdekaan
Sebagai contoh:
·
Seorang pemahat di puji oleh
pelanggannya maka iya akan lebih semangat dalam membuatmemproduksi
karyanya dalam jumlah maupun model.
·
Seorang guru yang mengajar, mengabdi
bertahun-tahun dan mendapatkan pengangkatan pegawai
negeri oleh pemerintah
c)
Kebutuhan Aktualisasi
Diri
Aktualisasi
diri adalah kebutuhan naluriah pada manusia untuk melakukan yang terbaik dari
yang dia bisa. tingkatan tertinggi dari perkembangan psikologis yang bisa
dicapai bila semua kebutuhan dasar sudah dipenuhi dan pengaktualisasian seluruh
potensi dirinya mulai dilakukan. Pada saat manusia sudah memenuhi seluruh
kebutuhan pada semua tingkatan yang lebih rendah , melalui aktualisasi diri di
katakan bahwa mereka mencapai potensi yang paling maksimal. Manusia yang
teraktualisasi dirinya:
·
Mempunyai kepribadian multi dimensi
yang matang.
·
Sering mampu mengasumsi dan
menyelesaikan tugas yang banyak.
·
Mencapai pemenuhan kepuasan dari
pekerjaan yang di kerjakan dengan baik.
·
Tidak tergantung secara penuh pada
opini orang lain.
Sebagai contoh: Saat kita
mengetahui bahwa minggu depan akan ada ulangan maka kita akan belajar lebih
agar mendapatkan kepuasan dalam ujian dan mendapatkan nilai baik
C.
Nilai-nilai kebudayaan
Nilai-nilai budaya merupakan nilai- nilai yang disepakati
dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat,
yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan (believe),
simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya
sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang
terjadi.
1)
Nilai Sosial
Nilai sosial
adalah sebuah patokan bagi manusia dalam menjalani kehidupannya dengan orang
lain. Nilai sosial ini dibedakan lagi menjadi dua macam yaitu, nilai yang
pada hakikatnya bersifat sosial dan nilai ini meliputi ikatan keluarga,
persahabatan, dan cinta terhadap negeri, kemudian yang kedua adalah
nilai yang mendukung nilai pertama (hakikat sosial). Nilai kedua inilah yang dipakai
manusia untuk berelasi dengan dunia sosialnya (Mangunhardjana;1997). Nilai sosial
ini diyakini memiliki kemampuan untuk memberi arti dan memberi penghargaan
terhadap orang lain.
2)
Nilai Budaya
Nilai budaya
merupakan bentuk nyata dari usahanya untuk memanusiakan manusia (civilization).
Nilai budaya adalah proses kemajuan manusia pada masa lampau kemudian menjadi
titik tolak untuk melanjutkan kehidupannya pada masa sekarang dan masa depan (Mangunhardjana;1997).
3)
Nilai Religius
Nilai
religius ini memfokuskan relasi manusia yang berkomunikasi dengan Tuhan. Untuk
memahami nilai religius ini, hanya dengan iman dan cinta terhadap manusia dan
dunialah manusia menyadari bahwa Tuhan itu merupakan Pencipta, Yang Mahatahu,
dan Hakim bagi dunia ini.
(Anton Baker
; 1992)
Melalui
nilai religius ini, manusia berhubungan dengan Tuhannya melalui kebaktian,
pujian dan doa, kesetiaan dan kerelaan berkurban bagi Tuhan. Scheler
mengungkapkan bahwa dalam hubungan dengan Tuhan, manusia
mendapatkan pengalaman mengagumkan yang tak terhapuskan mengenai Personalitas Luhur yang
digambarkan secara metaforis dalam dogma-dogma agama, ritus-ritus, dan mitos.
4)
Nilai Moral
Nilai moral
merupakan sistem nilai utama antara nilai-nilai yang ada dalam diri manusia
dengan nilai-nilai yang ditemukan dalam sebuah era atau bangsa. Nilai moral ini
adalah nilai yang menjadikan manusia berharga, baik, dan bermutu sebagai
manusia.
Nilai moral untuk masyarakat tertentu meliputi nilai yang memajukan
manusia, antara lain internasionalisme dan kerjasama antarbangsa. (Max Scheler;2007)
D.
Pelaksanaan
Tradisi Upacara Ceprotan
1.
Kronologis
Upacara adat ini dimulai dengan
pengarakan kelapa muda yang digunakan sebagai alat “ceprotan” menuju
tempat dilaksanakannya upacara yang biasanya berupa tanah lapang. Kelapa-kelapa
ini ditempatkan pada keranjang bambu dengan anyaman yang jarang-jarang dan dibawa
oleh pemuda setempat.
Sebelum acara dimulai, tetua adat
membacakan doa-doa. Upacara dilanjutkan dengan ditampilkannya sendratari yang
menceritakan pertemuan antara Ki Godeg dengan Dewi Sekartaji. Kemudian
pemuda-pemuda ini dibagi menjadi dua kubu yang ditempatkan secara
berseberangan. Keranjang berisi kelapa muda yang telah dikuliti dan direndam
selama beberapa hari agar tempurungnya melunak, diletakkan di depan
masing-masing anggota kubu yang telah berjajar dengan posisi menghadap ke arah
kubu lawan. Antar kedua kubu ini diberi jarak beberapa meter sehingga mereka
tidak berhadapan secara langsung dan diantara mereka diletakkan sebuah ingkung atau
ayam utuh yang dipanggang.
Setelah semua siap, anggota dari
kedua kubu mulai saling melempar kelapa muda yang berada di depan mereka.
Setiap orang yang terkena lemparan hingga kelapa yang dilempar pada mereka
pecah dan airnya membasahi tubuhnya dianggap sebagai orang yang kelak akan
mendapatkan rezeki yang melimpah.
Ayam panggang yang diletakkan di
tengah-tengah arena tidak diperebutkan melainkan disimpan untuk dimakan
bersama-sama pada akhir acara. Setelah semua kelapa habis, kegiatan saling
melempar kelapa yang dinamakan ceprotan ini diakhiri dengan pembacaan doa
kembali. Pada penutupan acara ceprotan ini juga dilakukan tarian-tarian singkat
yang mengiringi kepergian pemuda-pemuda yang telah melakukan ceprotan.
2.
Peralatan dan Makna Simbolik
Kelapa muda yang digunakan sebagai
alat utama dalam upacara ini merupakan cengkir
yang dimaksud oleh Dewi Sekartaji. Makna simbolik dari cengkir ini terletak
pada kepanjangan dari cengkir menurut orang Jawa yaitu ceng-cenge pikir.
Jadi, merujuk dari pesan Dewi Sekartaji bahwa untuk pemuda yang ingin ngalap
berkah untuk mencari sandang pangan, disuruh menggunakan cengkir atau ceng-cenge
pikir yang artinya mengandalkan daya pikir atau otaknya.
Kemudian mengenai acara saling
melempar kelapa muda, mengandung makna saling membantu dalam mencari rezeki
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.“Ingkung” atau ayam panggang utuh yang
berada di tengah arena upacara melambangkan rezeki yang harus di usahakan atau
dicari oleh para pemuda.
E.
Unsur Kebudayaan dalam tradisi Ceprotan
1.
Sistem
Religi/Kepercayaan
Kepercayaan
dalam sebuah masyarakat adalah hal yang diyakini oleh masyarakat dalam hidupnya
yang apabila tidak dilaksanakan oleh mereka maka bagi mereka hal tersebut akan
membawa bencana atau kesialan bagi mereka sendiri, hal ini hampir sama dengan
mitos.
Warga masyarakat
desa Sekar meyakini tenyang kapan
pelaksanaan tradisi ceprotan tersebut, tradisi ini dilaksanakan setiap tahun
sekali dengan perhitungan kalender Jawa yang jatuh pada bulan Lokang.
Adapun tujuannya sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Pencipta
atas segala yang telah dilimpahkan-Nya.
2.
Sistem
Pengetahuan
Secara
sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang
benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Dalam tradisi ceprotan terdapat
beberapa hal yang dinyatakan oleh masyarakat desa Sekar kecamatan Donorojo
merupakan simbol pada kehidupanyata :
a.
Acara saling melempar kelapa muda, mengandung makna
saling membantu dalam mencari rezeki dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
b.
Ingkung atau ayam panggang utuh yang berada di
tengah arena upacara melambangkan rezeki yang harus di usahakan atau dicari
oleh para pemuda.
3.
Sistem
Bahasa
Bahasa adalah
sistem lambang bunyi yang digunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk
saling dapat berinteraksi. Simbol
pelaksanaan tradisi ceprotan terkandung istilah yang dipergunakan sebagai
bentuk motivasi dan memiliki makna yang dalam, istilah tersebut adalah cengkir. Cengkir merupakan bahasa jawa dari kelapa muda yang
digunakan sebagai alat utama dalam upacara ini merupakan cengkir yang dimaksud oleh Dewi Sekartaji. Makna simbolik dari
cengkir ini terletak pada kepanjangan dari cengkir menurut orang Jawa
yaitu ceng-cenge pikir. Jadi, merujuk dari pesan Dewi Sekartaji
bahwa untuk pemuda yang ingin ngalap berkah untuk mencari sandang pangan,
disuruh menggunakan cengkir atau ceng-cenge pikir yang artinya
mengandalkan daya pikir atau otaknya
4.
Sistem
Mata Pencaharian
Mata pencaharian
adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang atau segolongan besar anggota
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mata pencaharian suatu masyarakat
belum tentu sama dengan mata pencaharian masyarakat lainnya. Mata pencaharian
masyarakat desa Sekar mayoritas adalah sebagai petani ladang, komoditas utama
mereka adalah padi, kelapa, juga terdapat komoditas-komoditas lainnya seperti
jagung kacang tanah dan lain-lain.
Tradisi ceprotan menyimpan cerita tentang mata pencaharian
warga desa Sekar, menurut cerita daerah Sekar sebenarnya merupakan daerah yang
tandus mengingat kandungan kapur dalam tanahnya yang cukup tinggi. Namun kini
wilayah tersebut menjadi salah satu penghasil padi dan kelapa yang cukup
diperhitungkan di Kabupaten Pacitan.
5.
Sistem
Kesenian
Prosesi Upacara Ceprotan diawali dengan tetua adat membacakan doa-doa dilanjutkan dengan
ditampilkannya sendratari yang menceritakan pertemuan antara Ki Godeg dengan Dewi
Sekartaji. Selain itu pelakasanaan ceprotan, dalam hal ini kegiatan melempar
buah kelapa muda hanya dilakukan oleh petugas prosesi yang sudah di do’a oleh
ketua adat setempat, sehingga peserta tidak merasakan sakit apabila terkena
lemparan kelapa tersebut.
6.
Sistem
Perlengkapan
Perlengkapan
atau alat yang digunakan dalam mendukung
pelaksanaan tradisi ceprotan tersebut sangat sederhana dan sudah
tersedia pada masyarakat desa Sekar. Alat tersebut memiliki makna dan sebagai simbul dalam
kehidupan masyarakat desa sekar .
a. Kelapa muda
yang digunakan sebagai alat utama dalam upacara ini merupakan cengkir.
b. Ingkung atau ayam panggang utuh yang berada di
tengah arena upacara
7.
Sistem
Kekerabatan
Bagi masyarakat
umum di Desa Sekar dengan dilaksanakan tradisi ini sangat membantu dalam menjaga persatuan dan kegotorong-royongan
diantara mereka, yaitu warga desa Sekar kecamatan Donorojo kab. Pacitan.
DAFTAR PUSTAKA
A.
Mangunhardjana. 1997. Isme-isme dalam Etika dari A sampai Z. Yogyakarta:
Kanisius.
Anton Baker.
1992. Ontologi atau Metafisika Umum: Filsafat Pengada dan Dasar-dasar
Kenyataan. Yogyakarta: Kanisius.
Max Scheler.
2007 (new edition). Ressentiment. USA: Marquette University Press.
Potter, P.A, Perry, A.G.1997.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, dan Praktik. EGC: Jakarta