Tradisi Ceprotan Desa Sekar Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan





MAKALAH
ANALISIS  TRADISI CEPROTAN DESA SEKAR  KECAMATAN DONOROJO KABUPATEN PACITAN

Diajukan untuk Memenuhi Sebagain Tugas Mata Kuliah Kajian Budaya

PENDAHULUAN
1.        Latar Belakang
Upacara ceprotan dalam komunitas masyarakat Kabupaten Pacitan merupakan salah satu bentuk upacara adat yang masih lestari, sebagai wujud realisasi hasil karya manusia. Ceprotan merupakan rangkaian acara dalam pelaksanaan bersih desa yang di rancang dalam bentuk pelestarian budaya dan tradisi yang selalu di laksanakan pada waktu yang sudah ditetapkan.
Upacara tradisional Ceprotan, dimaksudkan untuk mengenang sejarah kehidupan Kyai Godeg dan Dewi Sekartaji dari kerajaan Kediri yang menurut masyarakat desa Sekar merupakan orang yang pertama yang bertempat tinggal cikal bakal didesa Sekar Kecamatan Donorejo Kabupaten Pacitan. Upacara tersebut dilakukan oleh warga Desa Sekar dalam usahanya menjaga budaya masyrakat.
Tradisi ini dilaksanakan setiap tahun sekali dengan perhitungan kalender Jawa yang jatuh pada bulan Lokang. Adapun tujuannya sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Pencipta atas segala yang telah dilimpahkan-Nya. Kelestarian dari tradisi ini tidak lepas dari para pendukungya yang masih merasakan bahwa tradisi ini masih mempunyai peranan dalam kehidupannya. Bagi masyarakat umum di Desa Sekar dengan dilaksanakan tradisi ini sangat membantu dalam menjaga persatuan dan kegotorong-royongan diantara mereka.

Demografi

Desa Sekar terdiri dari 10 dusun  dengan jumlah penduduk 2914 Jiwa atau 982 KK, dengan perincian sebagaimana tabel berikut;

DataJumlah Penduduk Menurut Umur
No.
Umur (Tahun)
Jumlah (Jiwa)
1.
> 65
357
2.
60 – 65
102
3.
55 – 60
195
4.
50 – 55
170
5.
45 – 50
202
6.
40 – 45
202
7.
35 – 40
227
8.
30 – 35
239
9.
25 – 30
158
10.
20 – 25
171
11.
15 – 20
225
12.
10 – 15
245
13.
5 – 10
207
14.
< 5
214
Jumlah
2914

Data Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin
No.
Jenis Kelamin
Jumlah
1.
Laki – Laki
1327 Orang
2.
Perempuan
1587 Orang
3.
Kepala Keluarga
982  K



Kondisi Sosial
Tingkat pendidikan masyarakat Desa Sekar adalah sebagai berikut:
DataTingkat Pendidikan Masyarakat
No.
Tingkat Pendidikan
Jumlah ( orang )
1.
Tidak Sekolah / Buta Huruf
3
2.
Tidak Tamat SD/Sederajat
28
3.
Tamat SD / sederajat
1.228
4.
Tamat SLTP / sederajat
176
5.
Tamat SLTA / sederajat
112
6.
Tamat D1, D2, D3
30
7.
Sarjana / S-1
28

Kesenian yang masih ada di masyarakat Desa Sekar adalah sebagai berikut:
DataKesenian Masyarakat
No.
Jenis Kesenian
Jumlah Kelompok
Status
1.
Wayang
2
Aktif
2
Reog
2
Aktif

Kondisi Ekonomi
Karena Desa Sekar merupakan desa pertanian, maka sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, selengkapnya sebagai berikut:9
DataMata Pencaharian Penduduk
Petani
Pedagang
PNS
Tukang /Jasa
Lain- Lain
1593
190
58
-
-

Jumlah kepemilikan hewan ternak oleh Desa Sekar adalah sebagai berikut :
Tabel Kepemilikan Ternak
Ayam/itik
Kambing
Sapi
Kerbau
Lain-lain
4.255
1.175
1.150
0
0

Pembagian Wilayah Administrasi
Secara administratif pembagian wilayah, sebagai berikut:
DataPembagian Wilayah Desa
NO
DESA
DUSUN
RW
RT
1
SEKAR
10
16
31

Potensi Desa
Potensi yang ada di desa secara umum dalam beberapa sapek diantaranya,
Potensi Sosial Budaya
- Memiliki Budaya Gotong Royong yang tinggi
- Mempunyai jumlah penduduk yang cukup besar

Potensi Ekonomi
- Mempunyai banyak tenaga pengrajin
- Letak geografis dekat dengan pusat ekonomi kecamatan.

Potensi Sumber Daya Alam
- Mempunyai lahan yang cukup luas
- Memiliki Sumber Air
- Memiliki lahan pertanian yang luas

Rumusan Masalah
- Bagaimana pelaksanaan tradisi upacara ceprotan ?
- Bagaimana ceprotan dalam kategori kebudayaan ?


2.        PEMBAHASAN
A.      Unsur Kebudayaan
Terdapat tujuh unsur kebudayaan yang dapat kita sebut sebagai isi pokok dari setiap kebudayaan yang ada di dunia ini. Ketujuh unsur tersebut adalah: Bahasa. Sistem Pengetahuan, Organisasi Sosial. Sistem Peralatan dan Teknologi, Sistem Mata Pencaharian Hidup, Sistem Religi, serta kesenian. Selanjutnya, Koentjaranigrat menjabarkan ketujuh unsur kebudayaan tersebut dalam ke dalam beberapa bagian lagi, yaitu:
1) Bahasa, terdiri dari bahasa lisan dan tertulis;
2) Sistem Pengetahuan, terdiri dari : (1) Pengetahuan tentang sekitar alam, (2) pengetahuan tentang alam flora, (3) pengetahuan tentang zat-zat dan bahan mentah, (4) pengetahuan tentang tubuh manusia, (5) pengetahuan tentang kelakuan sesama manusia, dan (6) pengetahuan tentang ruang, waktu, dan bilangan;
1) Organisasi Sosial, terdiri dari : (1) sistem kekerabatan, (2) sistem kesatuan hidup setempat, (3) asosiasi dan perkumpulan-perkumpulan, (4) sistem kenegaraan.
2) Sistem Peralatan dan Teknologi, terdiri dari : (1) alat-alat produktif, (2) alat-alat distribusi dan transport, (3) wadah-wadah dan tempat-tempat untuk menaruh, (4) makanan dan minuman, (5) pakaian dan perhiasan, (6) tempat berlindung dan perumahan, dan (7) Senjata
3) Sistem Mata Pencaharian Hidup, terdiri dari: berburu dan meramu, perikanan, bercocok tanam di ladang, bercocok tanam menetap, peternakan, dan perdagangan.
4) Sistem Religi terdiri dari : sistem kepercayaan, kesusasteraan suci, sistem upacara keagamaan, kelompok keagamaan, ilmu gaib, serta sistem nilai dan pandangan hidup.
5) Kesenian, terdiri dari seni patung, seni relief, seni lukis dan gambar, seni rias, seni vokal, seni instrumen, senin kesusasteraan, dan seni drama.

B.       Kebutuhan Hidup
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsure-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam  mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Kebutuhan maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu kemudian meningkatkan yang tidak terlalu penting. Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya. Ciri kebutuhan dasar mansia:Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat hekterogen. Setiap pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama,akan tetapi karena budaya, maka kebutuhan tersebut ikud berbeda. Dalam memenuhi kebutuhan manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada.
Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut ( potter dan patricia, 1997 ) : (1) Kebutuhan fisiologis/ dasar, (2) Kebutuhan akan rasa aman dan tentram, (3) Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi, (4) Kebutuhan untuk dihargai, (5) Kebutuhan untuk aktualisasi diri
1)        Kebutuhan Fisiologi/ Dasar
Fisiologi adalah turunan biologi yang mempelajari bagaimana kehidupan berfungsi secara fisik dan kimiawi. Fisiologi menggunakan berbagai metode ilmiah untuk mempelajari biomolekul, sel, jaringan,organ, sistem organ, dan organisme secara keseluruhan menjalankan fungsi fisik dan kimiawinya untuk mendukung kehidupan. Menurut Abraham Maslow kebutuhan fisiologi sangat mendasar, paling kuat dan paling jelas dari antara sekian kebutuhan adalah untuk mempertahankan hidupnya secara fisik. Yaitu kebutuhan untuk makan, minum,tempat tinggal, sexs tidur dan oksigen. Manusia akan menekan kebutuhannya sedemikian rupa agar kebutuhan fisiologis (dasar)nya tercukupi. Sebagai contoh:
·           pengeluaran zat sis, di mana seseorang harus mengeluarkan zat-zat sisa yang sedah tidak terpakaioleh tubuh. Karena jika tidak di kelurkan akan mengakibatkan penyakit/pembentukan penyakit.
·           Oksigen (O2) merupakan salah satu kebutuhan vital untuk kehidupan kita. Dengan mengkonsumsi oksigen yang cukup akan membuat organ tubuh berfungsi dengan optimal. Jika tubuh menyerap oksigen dengan kandungan yang rendah dapat menyebabkan kemungkinan tubuh mengidap penyakit kronis. Sel-sel tubuhyang kekurangan oksigen juga dapat menyebabkan perasaan kurang nyaman, takut atau sakit. Menguap adalah salah satu sinyal tubuh kekurangan oksigen selain karena mengantuk.

2)        Kebutuhan Akan Rasa Aman
Kebutuhan akan rasa aman ini baiasanya terpuaskan pada orang-orang yang sehat dan normal.Seseorang yang tidak aman akan memiliki kebutuhan akan keteraturan dan setabilitas yang sanggat berlebihan dan menghindari hal-hal yang bersifat asing dan yang tidak di harapkannya.berbeda dengan orang yang merasa aman dia akan cenderung santai tanpa ada kecemasan yang berlebih. Perlindungan dari udara panas/dingin, cuaca jelek, kecelakaan,infeksi, alergi, terhindar dari pencurian dan mendapatkan perlindungan hokum. Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dariteror, dan lain sebagainya. Sebagai contoh :
·           Seseorang membangun rumah untuk melindungi diri dari hujan panas memenuhi kepuasan untuk dirinya
·           Saat indonesia di jajah kita melawan penjajah tersebut dan akhirnya merdeka karena saat terjajah kita tidak merasa amanan.

3)        Kebutuhan Sosial
Kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki dan kasih sayang, kebutuhan akan rasa memiliki tempat di tengah kelomoknya. Sebagai contoh :
·           Dimana seseorang yang mempunyai tujuan dan kepentingan yang sama membuat suatu kelompok/berkumpul karena mereka ingin diperhatikan dalam tujuannya dan dapat memberikan perhatian atas klompok tersebut.
·           Kebutuhan cinta seorang anak oleh ibunya, itu sanggat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak misal seorang anak tercukupi kebutuhan akan kasih sayang maka perkembangan anak akan optimal berupa fisik maupun psikologinya karena perhatian yang di berikan ibu kepada anaknya.

4)        Kebutuhan Akan Penghargaan
Maslow menemukan bahwa setiap orang memiliki dua kategori kebutuhan akan penghargaan yakni:
a)            Harga Diri
Penilaian terhadap hasil yang di capai dengan analisis, sejauh mana memenuhi ideal diri. Jika individu selalu sukses maka cenderung harga dirinya akan tinggi dan jika mengalami kegagalan harga diri menjadi rendah. Harga diri di peroleh dari diri sendiri dan orang lain. Harga diri meliputi kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidak tergantungan dan kebebasan. Kebutuhan harga diri meliputi: Menghargai diri sendiri, Menghargai orang lain, Dihargai orang lain, Kebebasan yang mandiri, Preshies, Di kenal dan di akui, Penghargaan
b)            Penghargaan Dari Orang Lain
Meliputi prestis, pengakuan, penerimaan,perhatian, kedudukan,nama baik serta penghargaan. Penghargaan dari orang lain sanggat di perlukan dalam kehidupan karena dengan penghargaan itu seseorang akan menjadi lebih kreatif, mandiri, percayaakan diri sendiri dan juga lebih produktif. Kebutuhan penghargaan dari orang lain meliputi : Kekuatan, Pencapaian, Rasa cukup, Kompetisi, Rasa percaya diri, kemerdekaan
Sebagai contoh:
·         Seorang pemahat di puji oleh pelanggannya maka iya akan lebih semangat dalam membuatmemproduksi karyanya dalam jumlah maupun model.
·         Seorang guru yang mengajar, mengabdi bertahun-tahun dan mendapatkan pengangkatan pegawai negeri oleh pemerintah
c)             Kebutuhan Aktualisasi Diri
Aktualisasi diri adalah kebutuhan naluriah pada manusia untuk melakukan yang terbaik dari yang dia bisa. tingkatan tertinggi dari perkembangan psikologis yang bisa dicapai bila semua kebutuhan dasar sudah dipenuhi dan pengaktualisasian seluruh potensi dirinya mulai dilakukan. Pada saat manusia sudah memenuhi seluruh kebutuhan pada semua tingkatan yang lebih rendah , melalui aktualisasi diri di katakan bahwa mereka mencapai potensi yang paling maksimal. Manusia yang teraktualisasi dirinya:
·                Mempunyai kepribadian multi dimensi yang matang.
·                Sering mampu mengasumsi dan menyelesaikan tugas yang banyak.
·                Mencapai pemenuhan kepuasan dari pekerjaan yang di kerjakan dengan baik.
·                Tidak tergantung secara penuh pada opini orang lain.
Sebagai contoh: Saat kita mengetahui bahwa minggu depan akan ada ulangan maka kita akan belajar lebih agar mendapatkan kepuasan dalam ujian dan mendapatkan nilai baik


C.      Nilai-nilai kebudayaan
Nilai-nilai budaya merupakan nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi.
1)             Nilai Sosial
Nilai sosial adalah sebuah patokan bagi manusia dalam menjalani kehidupannya dengan orang lain. Nilai sosial ini dibedakan lagi menjadi dua macam yaitu, nilai yang pada hakikatnya bersifat sosial dan nilai ini meliputi ikatan keluarga, persahabatan, dan cinta terhadap negeri, kemudian yang kedua adalah nilai yang mendukung nilai pertama (hakikat sosial).  Nilai kedua inilah yang dipakai manusia untuk berelasi dengan dunia sosialnya (Mangunhardjana;1997). Nilai sosial ini diyakini memiliki kemampuan untuk memberi arti dan memberi penghargaan terhadap orang lain.

2)             Nilai Budaya
Nilai budaya merupakan bentuk nyata dari usahanya untuk memanusiakan manusia (civilization). Nilai budaya adalah proses kemajuan manusia pada masa lampau kemudian menjadi titik tolak untuk melanjutkan kehidupannya pada masa sekarang dan masa depan (Mangunhardjana;1997).

3)             Nilai Religius
Nilai religius ini memfokuskan relasi manusia yang berkomunikasi dengan Tuhan. Untuk memahami nilai religius ini, hanya dengan iman dan cinta terhadap manusia dan dunialah manusia menyadari bahwa Tuhan itu merupakan Pencipta, Yang Mahatahu, dan Hakim bagi dunia ini. (Anton Baker ; 1992)
Melalui nilai religius ini, manusia berhubungan dengan Tuhannya melalui kebaktian, pujian dan doa, kesetiaan dan kerelaan berkurban bagi Tuhan. Scheler mengungkapkan bahwa dalam hubungan dengan Tuhan, manusia mendapatkan pengalaman mengagumkan yang tak terhapuskan mengenai Personalitas Luhur yang digambarkan secara metaforis dalam dogma-dogma agama, ritus-ritus, dan mitos.

4)             Nilai Moral
Nilai moral merupakan sistem nilai utama antara nilai-nilai yang ada dalam diri manusia dengan nilai-nilai yang ditemukan dalam sebuah era atau bangsa. Nilai moral ini adalah nilai yang menjadikan manusia berharga, baik, dan bermutu sebagai manusia. Nilai moral untuk masyarakat tertentu meliputi nilai yang memajukan manusia, antara lain internasionalisme dan kerjasama antarbangsa. (Max Scheler;2007)


D.      Pelaksanaan Tradisi Upacara Ceprotan
1.        Kronologis
Upacara adat ini dimulai dengan pengarakan kelapa muda yang digunakan sebagai alat “ceprotan” menuju tempat dilaksanakannya upacara yang biasanya berupa tanah lapang. Kelapa-kelapa ini ditempatkan pada keranjang bambu dengan anyaman yang jarang-jarang dan dibawa oleh pemuda setempat.
Sebelum acara dimulai, tetua adat membacakan doa-doa. Upacara dilanjutkan dengan ditampilkannya sendratari yang menceritakan pertemuan antara Ki Godeg dengan Dewi Sekartaji. Kemudian pemuda-pemuda ini dibagi menjadi dua kubu yang ditempatkan secara berseberangan. Keranjang berisi kelapa muda yang telah dikuliti dan direndam selama beberapa hari agar tempurungnya melunak, diletakkan di depan masing-masing anggota kubu yang telah berjajar dengan posisi menghadap ke arah kubu lawan. Antar kedua kubu ini diberi jarak beberapa meter sehingga mereka tidak berhadapan secara langsung dan diantara mereka diletakkan sebuah ingkung atau ayam utuh yang dipanggang.
Setelah semua siap, anggota dari kedua kubu mulai saling melempar kelapa muda yang berada di depan mereka. Setiap orang yang terkena lemparan hingga kelapa yang dilempar pada mereka pecah dan airnya membasahi tubuhnya dianggap sebagai orang yang kelak akan mendapatkan rezeki yang melimpah.
Ayam panggang yang diletakkan di tengah-tengah arena tidak diperebutkan melainkan disimpan untuk dimakan bersama-sama pada akhir acara. Setelah semua kelapa habis, kegiatan saling melempar kelapa yang dinamakan ceprotan ini diakhiri dengan pembacaan doa kembali. Pada penutupan acara ceprotan ini juga dilakukan tarian-tarian singkat yang mengiringi kepergian pemuda-pemuda yang telah melakukan ceprotan.

2.        Peralatan dan Makna Simbolik
Kelapa muda yang digunakan sebagai alat utama dalam upacara ini merupakan cengkir yang dimaksud oleh Dewi Sekartaji. Makna simbolik dari cengkir ini terletak pada kepanjangan dari cengkir menurut orang Jawa yaitu ceng-cenge pikir. Jadi, merujuk dari pesan Dewi Sekartaji bahwa untuk pemuda yang ingin ngalap berkah untuk mencari sandang pangan, disuruh menggunakan cengkir atau ceng-cenge pikir yang artinya mengandalkan daya pikir atau otaknya.
Kemudian mengenai acara saling melempar kelapa muda, mengandung makna saling membantu dalam mencari rezeki dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.“Ingkung” atau ayam panggang utuh yang berada di tengah arena upacara melambangkan rezeki yang harus di usahakan atau dicari oleh para pemuda.


E.       Unsur Kebudayaan dalam tradisi Ceprotan
1.        Sistem Religi/Kepercayaan
Kepercayaan dalam sebuah masyarakat adalah hal yang diyakini oleh masyarakat dalam hidupnya yang apabila tidak dilaksanakan oleh mereka maka bagi mereka hal tersebut akan membawa bencana atau kesialan bagi mereka sendiri, hal ini hampir sama dengan mitos.
Warga masyarakat desa Sekar  meyakini tenyang kapan pelaksanaan tradisi ceprotan tersebut, tradisi ini dilaksanakan setiap tahun sekali dengan perhitungan kalender Jawa yang jatuh pada bulan Lokang. Adapun tujuannya sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Pencipta atas segala yang telah dilimpahkan-Nya.

2.        Sistem Pengetahuan
Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Dalam tradisi ceprotan terdapat beberapa hal yang dinyatakan oleh masyarakat desa Sekar kecamatan Donorojo merupakan simbol pada kehidupanyata :
a.         Acara saling melempar kelapa muda, mengandung makna saling membantu dalam mencari rezeki dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
b.         Ingkung atau  ayam panggang utuh yang berada di tengah arena upacara melambangkan rezeki yang harus di usahakan atau dicari oleh para pemuda.
3.        Sistem Bahasa
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk saling dapat berinteraksi.  Simbol pelaksanaan tradisi ceprotan terkandung istilah yang dipergunakan sebagai bentuk motivasi dan memiliki makna yang dalam, istilah tersebut adalah cengkir.  Cengkir  merupakan bahasa jawa dari kelapa muda yang digunakan sebagai alat utama dalam upacara ini merupakan cengkir yang dimaksud oleh Dewi Sekartaji. Makna simbolik dari cengkir ini terletak pada kepanjangan dari cengkir menurut orang Jawa yaitu ceng-cenge pikir. Jadi, merujuk dari pesan Dewi Sekartaji bahwa untuk pemuda yang ingin ngalap berkah untuk mencari sandang pangan, disuruh menggunakan cengkir atau ceng-cenge pikir yang artinya mengandalkan daya pikir atau otaknya

4.        Sistem Mata Pencaharian
Mata pencaharian adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang atau segolongan besar anggota masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mata pencaharian suatu masyarakat belum tentu sama dengan mata pencaharian masyarakat lainnya. Mata pencaharian masyarakat desa Sekar mayoritas adalah sebagai petani ladang, komoditas utama mereka adalah padi, kelapa, juga terdapat komoditas-komoditas lainnya seperti jagung kacang tanah dan lain-lain.
Tradisi ceprotan menyimpan cerita tentang mata pencaharian warga desa Sekar, menurut cerita daerah Sekar sebenarnya merupakan daerah yang tandus mengingat kandungan kapur dalam tanahnya yang cukup tinggi. Namun kini wilayah tersebut menjadi salah satu penghasil padi dan kelapa yang cukup diperhitungkan di Kabupaten Pacitan.

5.        Sistem Kesenian
Prosesi  Upacara Ceprotan diawali dengan tetua adat membacakan doa-doa dilanjutkan dengan ditampilkannya sendratari yang menceritakan pertemuan antara Ki Godeg dengan Dewi Sekartaji. Selain itu pelakasanaan ceprotan, dalam hal ini kegiatan melempar buah kelapa muda hanya dilakukan oleh petugas prosesi yang sudah di do’a oleh ketua adat setempat, sehingga peserta tidak merasakan sakit apabila terkena lemparan kelapa tersebut.

6.        Sistem Perlengkapan
Perlengkapan atau alat yang digunakan dalam mendukung  pelaksanaan tradisi ceprotan tersebut sangat sederhana dan sudah tersedia pada masyarakat desa Sekar. Alat tersebut  memiliki makna dan sebagai simbul dalam kehidupan masyarakat desa sekar .
a.       Kelapa muda yang digunakan sebagai alat utama dalam upacara ini merupakan cengkir.
b.      Ingkung atau  ayam panggang utuh yang berada di tengah arena upacara
7.        Sistem Kekerabatan
Bagi masyarakat umum di Desa Sekar dengan dilaksanakan tradisi ini sangat membantu dalam  menjaga persatuan dan kegotorong-royongan diantara mereka, yaitu warga desa Sekar kecamatan Donorojo kab. Pacitan.

DAFTAR PUSTAKA

A. Mangunhardjana. 1997. Isme-isme dalam Etika dari A sampai Z. Yogyakarta: Kanisius.

Anton Baker. 1992. Ontologi atau Metafisika Umum: Filsafat Pengada dan Dasar-dasar Kenyataan. Yogyakarta: Kanisius.

Max Scheler. 2007 (new edition). Ressentiment. USA: Marquette University Press.

Potter, P.A, Perry, A.G.1997.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik. EGC: Jakarta