Banjir, Petani Tulungagung Gagal Panen


Tulunngagung - Banjir yang menerjang sejumlah wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengakibatkan 139 hektare padi gagal panen (puso). Rendaman air yang tidak berlangsung lama itu membuat tanaman menjadi busuk. “Rata rata tanaman berusia kurang dari dua bulan,“ ujar Koordinator Pengendali Organisme Penggaganggu Tanaman (POPT) Dinas Pertanian Kabupaten Tulungagung Gatot Rahayu kepada wartawan.

Hanya butuh waktu tiga sampai lima hari rendaman air membuat padi membusuk. Ketahanan padi yang mulai berbuah terhadap banjir hanya dua hari. Sedangkan yang baru ditanam akan membusuk setelah terendam air selama lima hari. Menurut Gatot selama musim penghujan ini banjir telah menerjang delapan kecamatan di Tulungagung.

Dinas pertanian berencana memberikan bantuan 3.475 kilogram benih padi dengan setiap hektarenya rata-rata diberikan 25 kilogram. Saat ini petugas di lapangan masih melakukan pendataan jumlah petani yang akan menerima bantuan.“Selain mempermudah penyaluran, kita juga mendata ulang luasan lahan dan pemiliknya,“ pungkasnya.
 
Yakni diantaranya Kecamatan Campurdarat dengan luasan lahan 116 hektare. Kemudian Kecamatan Kalidawir 209 hektare, Boyolangu 274 hektare, Ngunut 15 hektare, Rejotangan 95 hektare, Gondang 112 hektare, Pakel 5 hektare dan Karangrejo 15 hektare. Banjir berasal dari air hujan berintensitas tinggi dan luapan sungai dari wilayah Kabupaten Trenggalek. “Total lahan yang terendam banjir seluas 841 hektar dengan 139 hektare dipastikan puso,“ terang Gatot